EdTech 💡

Kurikulum IB Bukan Sekadar Gengsi Sekolah Mahal

Sering kali kita melihat sekolah internasional dengan kacamata sinis: benteng gading bagi anak-anak orang kaya, tempat di mana Bahasa Inggris lebih fasih diucapkan daripada Bahasa Indonesia, dan biaya SPP-nya setara harga mobil kecil. Namun, jika kita mengupas lapisan kemewahan itu, kita akan menemukan sebuah ironi sejarah yang mengejutkan. Kurikulum IB (International Baccalaureate) tidak diciptakan untuk […]

EdTech 💡

Evolusi Gaya Belajar: Dari Mitos Label Menuju Revolusi Adaptabilitas Otak

Saya sering teringat masa-masa sekolah dulu. Di setiap kelas, selalu ada pemandangan yang sama. Ada teman yang buku catatannya penuh warna-warni spidol agar bisa paham. Ada teman yang kerjanya melamun sambil mendengarkan guru karena baginya suara lebih bermakna dari tulisan. Dan tentu saja, ada si “pengacau” yang tidak bisa diam, kakinya terus mengetuk lantai seolah

EdTech 💡

Evolusi Panjang Perdagangan Kelas di Era Digital

London, 1728. Bayangkan Anda berdiri di pinggir jalan yang berkabut dan becek. Di tangan Anda, ada secarik koran Boston Gazette yang tintanya masih basah. Mata Anda tertuju pada sebuah iklan kecil yang mencolok: Tuan Caleb Philipps menawarkan pelajaran “Shorthand” (menulis cepat) yang dikirimkan setiap minggu lewat kuda pos. Jantung Anda berdegup kencang. Di tengah kehidupan

EdTech 💡

Dari Gua ke VR: Revolusi Immersive Learning

Darah, keringat, dan adrenalin. Itulah kurikulum nenek moyang kita 50.000 tahun yang lalu. Bayangkan seorang pemburu muda di sabana Afrika. Dia tidak mempelajari cara melacak singa dengan duduk manis di dalam gua sambil mendengarkan ceramah tetua suku selama empat jam. Tidak ada papan tulis, tidak ada buku teks. Dia belajar dengan mempertaruhkan nyawanya: mengamati patahan

EdTech 💡

Saat Pengetahuan Menjadi Komoditas, Keintiman Menjadi Kemewahan

Pernahkah Anda merasa bersalah melihat tumpukan kursus online yang sudah Anda beli tapi tidak pernah Anda selesaikan? Atau mungkin, Anda punya folder “Tonton Nanti” di YouTube yang isinya ribuan video edukasi, tapi hidup Anda rasanya tidak berubah sama sekali? Jika ya, Anda tidak sendirian. Saya pun sering merasakannya. Kita hidup di masa paling aneh dalam

EdTech 💡

Dari Belajar Permukaan ke Deep Learning

Selama beberapa dekade, lanskap pendidikan nasional kita beroperasi layaknya sebuah pabrik yang efisien. Tujuan utamanya jelas: mencetak keseragaman. Metrik keberhasilannya adalah kemampuan siswa untuk mereproduksi informasi yang sama persis, yang kita kenal sebagai hafalan (rote learning). Kita berkali-kali mencoba mereformasi pabrik ini. Kita mengganti mesinnya—mulai dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, beralih ke Kurikulum Tingkat

EdTech 💡

Visi Prof. Abdul Mukti dalam Menavigasi Era AI dan “Brain Rot”

Selama beberapa dekade, cetak biru sistem pendidikan kita dirancang seperti sebuah pabrik: siswa masuk, diberi instruksi yang seragam (hafalkan fakta ini, kerjakan soal itu), dan diharapkan keluar dengan stempel “lulus”. Fokus kita adalah pada kuantitas—seberapa banyak materi yang bisa kita ‘transfer’ ke dalam kepala siswa. Kini, model pabrik itu di ambang kebangkrutan. Kita hidup di

EdTech 💡

Evolusi Pedagogis & Aplikasi Universal dari Computational Thinking

Selama berabad-abad, kita mendefinisikan kecerdasan manusia dan kemampuannya untuk berpartisipasi dalam peradaban melalui tiga keterampilan inti: membaca, menulis, dan berhitung. “3 R” (Reading, Writing, ‘Rithmetic) adalah fondasi yang tak tergoyahkan dari pendidikan. Kuasai ketiganya, dan Anda siap menaklukkan dunia. Namun, di abad ke-21, fondasi ini diam-diam telah bergeser. Sebuah literasi keempat telah muncul, dan ia

EdTech 💡

Education 5.0: Saat Mesin Pintar, Manusia Harus Semakin Manusiawi

Selama ribuan tahun, model pendidikan manusia cukup sederhana: transfer pengetahuan. Generasi yang lebih tua memberi tahu generasi yang lebih muda apa yang harus dipercaya, cara berburu, cara bertani, atau cara menghitung. Ini adalah era Masyarakat 1.0 (Berburu) dan 2.0 (Agraris), di mana pendidikan bersifat informal, berbasis observasi, atau terstruktur sederhana di sekitar ajaran agama. Kemudian,

EdTech 💡

Bagaimana Heutagogi dan AI Menulis Ulang Aturan Main Pengetahuan

Selama ribuan tahun, model kita untuk “belajar” cukup sederhana: seorang bijak berdiri di depan, dan sekelompok murid menyerap pengetahuan. Model ini—kita sebut saja pedagogi—bekerja dengan baik untuk dunia yang relatif statis. Namun, dunia kita tidak lagi statis. Revolusi Industri memberi kita pabrik, dan kita menciptakan sekolah yang meniru model pabrik: guru sebagai mandor, siswa sebagai